Rabu, 03 Oktober 2012

Kebaikan Pak Parkir yang dinilai dgn cemoohan

Tepat jam 17:50 wib adzan magrib berkumandang, dan saya saat itu bergegas untuk ke mushola kantor untuk sholat magrib berjamaah.
Selesai sholat perut yang sudah kosong mulai berbunyi yang pertanda saya harus cari makan keluar kantor. cet...ceet...ceet...bruumm sang kuda besi legenda 2 pun beraksi. 
10 menit kemudian sampailah saya di warung bu nasi uduk, " pesan 2 bu, 1 bungkus dan 1 dipiring. yang dipiring pake telor asin dan yang dibungkus pake telor dadar."
"pake kuah nga" sahut si ibu nasi uduk. "boleh bu" sahut saya.

Sambil berpikir tentang keuangan keluarga yang mulai nipis dan cari celah untuk dapat tambahan, terlihat dari arah seberang pria paruh baya dengan tampang perlente baju kaos hijau serta celana selutut memakai topi ala petani menyeberang jalan yang sedang penuh kendaraan yang berlalu lalang. entah apa dalam pikiran pria ini, bisa saja ia ditabrak kendaraan yang sedang ramainya.

Sampai di tengah jalan secara tiba-tiba terdengar suara teriakan keras dari pengendara motor yang menyalip dari arah belakang. " woiii jalannya pake mata, pake lemot lagi. mau mati loe". sesaat kemudian sang rider motor pun ngegas kuda besinya dengan kencang dan meninggalkan pria tersebut. namun kendaraan lain selain si rider tadi tetap pada berhenti.

Sampailah di ujung seberang jalan, dengan melambaikan tangan ke arah sebuah sepeda yang di kendarai seorang anak, pria ini kemudian menarik dengan perlahan hingga tiba di ujung seberang jalan lagi. Setelahnya kendaraan pun mulai merengesek berjalan maju dan jalan pun penuh keramaian lalu lalang lagi. 
Anak yang bersepeda itupun selamat, dan ia pun melaju kearah perumahan tempat dia tinggal, dan san pria parkir ini kembali bekerja mengatur parkirannya yang didepan sebuah foto kopian. 
Terlihat raut wajahnya yang biasa dan tersenyum kepada teman disampingnya.

entah apa jadinya bila sang anak yang bersepeda tadi menyeberang sendiri, mungkin kejadian lebih fatal bisa saja terjadi seperti tabrakan dan dapat menghilangkan nyawa sang anak.

Kejadian ini sempat menghentikan sejenak makan nasi uduk saya, dan saya pun berfikir. " tidak semua kebaikan dinilai dengan pujian namun dapat juga di nilai dengan cemoohan, terkadang manusia menilai atas kebutuhan yang sesaat tanpa melihat ujung dari kejadian."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar